Tuesday, February 24, 2015

Pemburu Batu Cempaka di Tanah Aceh

PENGGALI BATU. Yusma warga desa Alu Raya menggali lubang untuk mencari batu akik di pergunungan Alu Raya, Aceh Jaya, Minggu (4/1).Rakyat Aceh/Zulkarnaini
PENGGALI BATU

FENOMENA batu akik memang tiada habisnya. Setelah dihebohkan dengan batu giok, kini Aceh kembali dihebohkan dengan batu cempaka madu. Batu cempaka madu ini berasal dari Kabupaten Aceh Jaya, tepatnya di kawasan Kecamatan Panga.
Batu cempaka madu memiliki keunikan tersendiri. Selain indah dipandang mata, batu ini juga diyakini memiliki khasiat. Konon katanya, bisa menjadi pemanis, pelaris dagangan serta dapat mengobati bisa atau racun.
Saat ini, masyarakat di Kabupaten Aceh Jaya sedang memanfaatkan ketenaran batu ini sebagai sumber penghasilan baru. Setiap hari, ratusan masyarakat setempat pergi ke gunung untuk memburu batu yang lagi ngetren tersebut.
Mereka rela berjalan kaki hingga puluhan kilo meter demi mendapatkan batu super yang bernilai jual tinggi. Tak hanya laki-laki dewasa, perempuan dan anak-anak pun turut terjun ke dalam lobang yang dapat “menghidupkan” perekonomian mereka.
Di lokasi penambangan, mereka bertarung nyawa di dalam lobang digali hingga 2 hingga 8 meter. Tak hanya itu, mereka juga harus rela melawan debit mata air yang tiba-tiba muncul dari dalam tanah. Masing-masing penambang, tanpa dikomandoi membawa timba dan perlengkapan lain untuk mencari batu berwarna madu itu.
Dalam sehari, kadang mereka bisa mendapatkan kiloan bongkahan batu. Jika dijual, bisa mencapai harga Rp 4 juta per kilonya untuk batu madu kualitas super. Pun demikian, ada juga yang pulang dengan tangan kosong.
Namun demikian, semangat untuk berburu batu alam tersebut tidak pernah surut dari mereka. Esok hari, mereka kembali berjibaku dengan bahaya lumpur dan tanah longsor yang sewaktu-waktu bisa menimpa mereka di dalam lobang.
Joel mantan kombatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM), yang kini berburu batu itu bersama masyarakat lainnya mengatakan, untuk mendapatkan barang super mereka harus sabar dan tekun menggali lobang.
“Kadang dalam sehari kami harus menggali beberapa lobang dengan kedalaman 1 sampai 7 meter. Ketekunan dan kesabaran menjadi modal besar dalam pergulatan batu ini. Karena kadang ada, kadang tidak,” ujar pria yang akrab disapa Dan Ops.
Kegiatan perbatuan ini menguntungkan semua lapisan masyarakat. Mulai dari penambang, penadah (agen red) hingga ke tukang asah dan pedagang batu akik eceran.
Rizal Ayubi, salah satu penadah batu cempaka madu di Kota Calang, kepada media ini mengatakan, batu jenis cempaka madu saat ini memang sangat digandrungi berbagai kalangan sekarang ini. Mulai dari masyarakat biasa hingga pejabat negeri ini. Bahkan, batu asal Aceh Jaya itu, kini juga mulai diminati oleh masyarakat di luar negeri.
“Batu ini bukan hanya warga Aceh saja yang pakai, namun juga dari luar daerah dan luar negeri,” ujar Ayubi.
Menurutnya, cempaka madu yang diburu saat ini adalah jenis cempaka madu merah atau warga setempat menyebutnya dengan Mirah Sitrop (merah sirup red). Selain itu, juga jenis lavender, sunkis dan beberapa jenis lainnya.
Ayubi mengatakan, sejak batu ini tenar, dirinya telah mendapatkan keuntungan besar. Dalam sehari, dirinya bisa meraup rupiah hingga puluhan juta. “Paling sedikit kami mendapat Rp 8 juta dalam sehari,” bebernya lagi.
Nah,,apakah anda berminat untuk menggeluti usaha ini. Atau anda hanya sebagai pencinta batu saja..? Silahkan anda kunjungi Kabupaten Aceh Jaya (*)

No comments:

Post a Comment