Tuesday, February 24, 2015

Indocres lumut aceh jadi trend baru penggemar batu

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEjN8Th5OuewaSOKIu23HRCd5lPBBo1OmUd4EEZC3T7L2fSeX7_g91aluek8psY8kAWpxLbvCCuPlXm7pPlEBMr3zD2frFUMvKrR_xgJ-Zloc0N4ZivYHdl0uY6QGdnZ37DMaJbgdS-8PqM/s1600/Idocrase+Lumut+Aceh+Tadi+Trend+Baru.jpg
Bundaran Gayo, dan Nagan Awam, nan mendukung sapaan ragam giok itu. Kebanyakan kawasan Aceh benar-benar betul prominen demi karyawan batuan kawasan nan molek. Selain Giok Solar, Giok Kulat pun selaku trend pada kalangan gemslover.

Ala sini kita berdebat pertanyaan hiok kulat. Pada Indonesian Gemstone terus, jenis tanding giok idocrase kulat segenap apalagi direbut sama kerakal hulu Aceh.

Kulat Aceh sungguh sebagai versi nan parak nan memanjat dalam bumi perbatuan Pertiwi Benua Cairan, selain solar. Dulu kulat masyhur pusat Batang Air Dareh, Sumatera Barat.

Idocrase yang selama ini kental dengan Sungai Dareh, seiring perkembangannya ternyata juga ditemukan di Bumi Serambi Makkah, ya itu tadi Idocrase yang populer dinamakan Lumut Aceh. Dari warnanya pun bervariasi, ada yang full dengan lumut hijaunya dan klep air (giwang dalam bahasa Aceh). Jenis ini akan memperlihatkan warna kekuningan yang identik dengan varian idocrase.

Ada lagi warna belimbing yang didomonasi hijau menyerupai warna buah belimbing. Lalu jenis totol ganja, warna tampilannya cenderung soft ke warna very light green, punya urat lumut yang tebal.

No comments:

Post a Comment